Jumat, 31 Oktober 2014

short trip salatiga

aaaak kangeeennnn... kangen kangen kangggggeeeeeeeennnn banget sama blog ini !
saya baru saja mengalami beberapa waktu yang cukup berat di hidup saya, sekitar semingguan ini.
dari yang mulai sahabat terdekat yang sudaah saya anggap kakak saya sendiri meninggal dunia secara mendadak karena kecelakaan, kemudian file-file foto hasil liputan amatiran yang entah kepencet apa jadi ilang semua..
TAPI SEKARANG UDAH BALIK LAGI FOTO-FOTONYA LHO !
jadi mari mulai nyampah di blog lagi...

ini tentang perjalanan saya ke ufuk selatan kota semarang. SALATIGA.

awalnya, pada suatu malam teman saya bercerita tentang kegalauan dia terhadap mantan kekasihnya, saya seperti biasa membaca dengan baik setiap tulisan yang ia kirimkan, selanjutnya, bisa ketebak, saya memberi beberapa petuah layaknya veteran yang ngajarin cucunya berperang. tapi kali ini ada yang berbeda. menyadari kesuntukan teman saya terhadap kehidupan asmaranya, saya mengajaknya untuk berwisata kuliner.

banyak orang setuju bahwa tidur, makan makanan enak (apalagi gratisan), ngegame, olahraga dan menertawakan sesuatu dengan teman akan mereduksi patah hati. tidak benar-benar menyembuhkan, memang, hanya saja dengan mencari "kebahagiaan sesaat" itu setidaknya dapat membuat kita bersemangat kembali.... walaupun nanti mungkin ambruk lagi kalau euphorianya hilang :p

awalnya surakarta, tapi terlalu jauh untuk sebuah rencana yang spontan dan tanggal yang sudah mulai beruban. berbekal uang 100ribu dan ketulusan hati untuk saling menghibur diri akhirnya saya dan iis, teman saya, berangkat menuju salatiga.

atas rekomendasi teman, mba meiliana, salah satu pakar dan penulis kuliner indonesia timur yang juga finalis master chef, saya mengerucutkan tujuan kuliner ke 3 menu : es, nasi dan ronde.

terpilihlah es kesambi sebagai persinggahan pertama kami di siang yang cukup gerah itu. kesambi merupakan nama jalan yang merupakan lokasi dan alamat dari warung es itu sendiri, tepatnya jalan kesambi nomer 4 atau mudahnya, masuk gang di seberang pasar salatiga.

es kesambi yang sudah berdiri sejak kakek-nenek kita masih ABG ini memiliki 80an pilihan menu es dan beberapa menu kudapan beratnya. es campur dan tahu acar konon adalah yang tersohor dari es kesambi ini.


es kesambi dan es campur kesambi memiliki kemiripan yang cukup kental, hanya saja pada es campur kesambi ini menggunakan berbagai manisan buah-buahan seperti mangga muda, kedondong, nanas dan belimbing. sedangkan pada es kesambi tidak menggunakan manisan buah-buahan tersebut, namun menggunakan manisan leci dan beberapa puding yang lebih banyak dari es campur kesambi.

nah yang saya pesan ini namanya es kesambi, bukan es campur kesambi. isian nya adalah cendol, roti tawar, beberapa variasi puding, nanas, melon, kolang kaling, kelapa muda, leci, susu, biji selasih, meses dan simple syrup. rasanya sendiri luar biasa segarnya. kualitas dari isian es sendiri sangat prima sehingga saya tidak takut sakit tenggorokan karena air es yang asal-asalan atau pemanis buatan. harga perporsinya sendiri adalah 12ribu rupiah.

setelah menyegarkan diri dengan es kesambi, saya dan teman saya mencari asupan karbohidrat untuk oleh-oleh cacing di perut saya.


nasi tumpang koyor, khas salatiga. kali ini nasi tumpang koyor yang saya pilih adalah yang berada di dekat lapangan pancasila. tumpang koyor adalah makanan khas salatiga yang termasuk kategori makanan agak ekstrim berdasarkan bahan pembuatnya. wah kalau masalah kandungan gizi, saya belum paham. tumpang koyor ini selain berbahan koyor sapi, juga berbahan dasar tempe semangit dan tempe bosok. tempe semangit dan tempe bosok adalah tempe yang telah difermentasikan selama beberapa waktu. bumbu lainnya hampir menyerupai bumbu sambel goreng atau mangut. koyor yang notabene adalah otot sapi ini sangat empuk sekali. sungguh menepis rasa skeptis saya terhadap tampilanya yang agak ngeri, rasanya luarrrrrrr biasa lezatnya. tumis kacang yang nampaknya dicampur sedikit bunga kecombrang ini menambah kemantapan rasa nasi koyor saya ini. piring saya jadi sedepppp banget baunya. harganya pun murah, 6ribu rupiah perporsinya.

setelah kenyang, saya dan teman saya menikmati sore yang cukup riuh di lapangan pancasila salatiga. setelah menjalankan ibadah, saya dan teman saya pun melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan wisata kuliner terakhir kami di salatiga.


yap! dari menunya sendiri sudah ketauan.. wedang ronde! ronde yang saya pilih kali ini adalah ronde mak pari salatiga. lokasinya agak nyempil di jalan merapi, salatiga. dari lapangan pancasila ke arah barat, beberapa meter saja sampai menemukan pom bensin di kiri jalan. tepat di samping pom bensin ada gang, masuk, lurus terus atau mulailah bertanya penduduk sekitar untuk lebih mudahnya.

keunggulan dari ronde mak pari ini adalah variasi rasa yang ditawarkan dan cemilan seabrek yang disajikan di setiap meja pelanggan.


ini yang tersaji di meja saya, tidak semua meja berisikan sama, ada bahkan yang berisi arem-arem, nogosari, gorengan dan lain sebagainya. meja saya berisikan sate usus, sate telur puyuh, jadah, telur puyuh rebus, kamir.


ronde coklat adalah ronde pilihan teman saya. isianya hampir sama dengan ronde pada umumnya. kolang kaling, ronde, kacang sangrai, dan puding yang dipotong dadu. yang mebedakan adalah kuah dari ronde ini sendiri yang ditambahkan coklat. ronde pada umumnya hanya menggunakan wedang jahe dan beberapa menambahkan simple syrup yang terbuat dari larutan gula yang diberi pandan, di sektaran banyumas sana berbeda lagi, cilacap menggunakan susu sebagai tambahan kuahnya.


ini adalah ronde pilihan saya, ronde komplit. sekomplit namanya, isianya pun sangat beragam. ada ronde, onde-onde, kolang kaling, agar-agar, kacang sangrai, kacang ijo, rumput laut. KENYANG BANGET NGGA TUH ? :) 

kuah dari ronde komplit ini selain menggunakan wedang jahe, juga menggunakan susu coklat. wedang jahenya sendiri selain didominas jahe juga tersembunyi rasa sereh yang hangat. dari segi rasa, rondenya sangat cantik. pulen seperti kue moci, karamelisasi gula dan kacang sebagai isi dari ronde sendiri pun tidak berlebihan jadi ringan di mulut. onde-ondenya dapat dikatakan memiliki tekstur dan rasa serupa dengan rondenya, hanya saja ditaburi wijen pada permukaanya. di luar kuah dan rondenya sendiri rasanya hampir sama karena memang mengalami proses masak yang sama seperti umumnya.

seperti biasa, uang saya selalu sisa setiap kali mengadakan perjalan wisata kuliner. kali ini total pengeluaran saya untuk memanjakan perut dan mood tak lebih dari 30ribu untuk 3 menu yang mengenyangkan ini.

perut kenyang, hatipun senang ! =))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar