Sabtu, 07 Februari 2015

keripik dan warneng unik morosari

demak adalah salah satu dari beberapa kota di jawa tengah yang berbatasan langsung dengan laut jawa.
tak cukup jauh dari semarang, karena memang berbatasan langsung dengan semarang, tepat berada di sebelah timur kota semarang. sedangkan sayung, adalah salah satu kecamatan yang berada di demak, dan merupakan kecamatan yang terletak paling dekat dengan semarang.

terdapat sebuah pantai bernama pantai morosari yang berada di kecamatan sayung, demak. tak sulit ditemui, karena pintu gerbang utama menuju pantai morosari berada tepat di pinggir jalan pantura demak.
melalui pintu gerbang yang sama ini, kita dapat menuju sebuah lokasi konservasi hutan mangrove di kawasan bedono, kecamatan sayung demak.
kondisi jalan yang ditempuh cukup bergelombang dan memang kurang lebar jika mendapati kedua mobil saling berpapasan, ada baiknya menggunakan kendaraan roda dua. di sepanjang jalan dapat dijumpai beberapa peternakan ayam di kiri jalan, sedangkan kanan jalan adalah sungai dengan beberapa mangrove di pinggiranya. semakin ke utara, akan semakin mudah dijumpai penduduk setempat yang menjajakan udang dan kerang yang merupakan potensi unggulan dari wilayah tersebut. jangan sungkan dan ragu untuk membelinya, beberapa kerang dijual dengan harga 5.000 saja perkilo nya.
jika telah mendapati perempatan jalan dengan papan hutan mangrove seperti yang berada di atas, maka berbeloklah ke kanan. lurus saja. mendapati sebuah gang kecil di kiri jalan tepat setelah pemakaman di kanan jalan, berbeloklah ke kiri.

ada dua pilihan untuk menuju hutan mangrove tersebut. yang pertama, dapat ditempuh dengan memarkirkan kendaraan di ujung jalan terdekat dengan gang, namun memang harus berjalan cukup jauh. yang kedua dapat dengan membawa kendaraan (motor) membelah lautan. ya, membelah lautan.
 
benar-benar membelah laut, bukan? ya, ini adalah jalan yang digunakan untuk menyeberang menuju hutan mangrove. perjalanan cukup panjang jika harus ditempuh dengan berjalan kaki, akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk melanjutkan dengan tetap menaiki kendaraan menuju ke hutan mangrove. angin membuat perjalanan menjadi semakin berat, belum lagi ketika harus berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan. suara ombak di kanan dan kiri jalan memperkeruh suasana hati, deg-degan.
akhirnya sampailah saya di bibir hutan mangrove, tampilanya sepintas menyeramkan karena rimbunnya pepohonan, di sekitarnya dapat ditemui beberapa kumpulan bangau beterbangan. terlihat begitu apik perpaduan ekosistem tersebut.
ini adalah jalan utama dan memang satu-satunya di hutan mangrove tersebut. kesopanan menjadi begitu penting disini karena di ujung jalan ini terdapat sebuah makam dari pemuka agama daerah ini.
tepat di belakang papan himbauan ini, di ujung jembatan ini terdapat sebuah tempat di tengah lautan yang terlihat seperti sebuah pulau kecil. bukan, bukan merupakan pulau baru di jawa tengah. itu adalah mushola dan makam dari kyai abdullah mudzakir, seorang pemuka agama dari demak. makam tersebut sudah berusia 73 tahun dan hebatnya tidak tenggelam meskipun berada di tengah lautan.
tak jauh dari papan himbaun tersebut dapat dijumpai sebuah warung bu rukidah yang menjajakan beberapa olahan dari tanaman brayo. brayo merupakan salah satu jenis dari tanaman bakau atau mangrove. adapun beberapa menu olahan brayo yang ditawarkan  adalah keripik daun baro, daun brayo rebus, bolu brayo, warneng brayo dan jenang brayo. saya cukup penasaran dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada keripik daun brayo dan warneng brayo.
ini adalah keripik daun brayo. brayo atau mangrove atau bakau yang digunakan adalah mangrove berjenis avicennia atau api-api. cara pembuatan keripik daun brayo ini sangat mudah. terlebih dahulu dipilih daun brayo yang masih muda, kemudian satu persatu daun brayo muda dimasukan ke dalam adonan yang terbuat dari tepung beras dan beberapa bumbu keripik, terakhir goreng dalam minyak yang panas.

ini adalah warneng atau marning brayo. brayo atau mangrove atau bakau yang digunakan masih sama yaitu jenis avicennia atau api-api. bagian dari pohon yang digunakan untuk membuat warneng atau marning ini adalah bagian buahnya. cara pembuatan warneng atau marning brayo ini terlebih dahulu dengan mengupas buah brayo, lalu kemudian merebus buah brayo dan kemudian dengan menjemur buah brayo selama beberapa waktu yang cukup lama. setelah dirasa cukup kering, buah brayo yang kemudian berwarna kehitaman ini digoreng, terakhir diberi bumbu pedas manis dan jadilah warneng atau marning buah brayo.

untuk kedua olahan pangan brayo ini bu rukidah membandrol harga 2500 saja. 1500 untuk keripik dan 1000 untuk warneng atau marningnya. jika anda ingin melakukan pemesanan dalam jumlah besar, anda dapat menghubungi bu rukidah pada nomor 08995732198. namun sayang sekali bu rukidah tidak dapat mengantarkan ke tempat anda sehingga anda harus berkunjung dan mengambilnya sendiri di tempat bu rukidah yang terletak di dusun tambak sari, desa morosari, sayung, demak atau yang lebih di kenal dengan hutan mangrove morosaro tersebut.

Minggu, 18 Januari 2015

nasi langgi bu rudi

sudah terlalu siang untuk disebut sarapan. tapi kalau disebut makan siang, saya belum sempat sarapan.
brunch. breakfast - lunch, kata anak jaman sekarang.

sepulang rutinitas wajib di akhir pekan, pasar, bersama mama, saya dan mama memutuskan untuk mencari sesuatu untuk dijadikan bahan brunch.

awalnya kami menuju pusat kuliner baru di kawasan kampung kali semarang, namun tampaknya baru beberapa warung saja yang sudah berjualan, kami pun melanjutkan perjalanan.

sempat bingung, lantaran saya entah mengapa saat itu bosan dengan beberapa tempat makan yang sudah pernah saya kunjungi. walhasil, pemilihan secara random dan berdasarkan insting kuliner dangkal yang saya yakini memilih untuk mengunjungi kawasan mataram atau disebut sebagai Jalan MT Haryono.
kawasan mataram memiliki cukup banyak penjajak kuliner baik dari makanan ringan sampai berat, baik yang halal maupun non halal. yang pasti, jangan sungkan dan jangan lupa untuk bertanya jika ingin tapi merasa ragu.

setelah menyusuri jalan mataram cukup jauh dan mungkin setengah jalan lebih, akhirnya berhentilah saya di warung bu rudi yang terletak di kiri jalan ini.

beberapa menu ditawarkan seperti yang tertera di MMT depan warung, tapi saat itu nasi kuning telah habis karena memang warung bu rudi ini sudah buka sejak pukul 05.30 pagi, dan saya saat itu sampai di warung bu rudi pukul 11 lewat beberapa menit.


berikut adalah beberapa hidangan yang disajikan bersama nasi langgi. sedangkan lontong opor yang disajikan di rumah makan bu rudi ini tidak hanya menyajikan lontong dan opor ayam saja, namun juga disajikan bersama sambel goreng ati dan ditaburi bubuk kedelai dan diberi kerupuk udang di atasnya. setelah dipertimbangkan, akhirnya saya memilih nasi langgi untuk menu brunch saya dan mama.
ini adalah setengah porsi nasi langgi yang saya pesan dari warung makan bu rudi. isianya sendiri adalah berupa nasi putih biasa yang disajikan dengan mie goreng, sambel goreng ati ampela, kering tempe, serundeng manis, bestik daging suwir, telur pindang, perkedel dan acar timun.

sambel goreng ati ampelanya tidak terlalu pedas, rasanya masih masuk akal untuk yang tidak terlalu doyan pedas, berpadu dengan manisnya telur pindang dan kelem daging ungkep serta serundeng yang manis dan gurih. lengkap sudah pedas, manis dan gurih di piring saya ini. ditambah lagi dengan acar timun yang asam tapi masih masuk akal asamnya tidak terlalu mengganggu bagi yang memiliki masalah dengan lambung. daun korokeling atau daun kari yang menambah aroma sedap acar timun ini pun menyeruak wangi di piring saya.

jika diperhatikan, nasi langgi khas surakarta ini memiliki kemiripan dengan nasi kuning jika dilihat dari beberapa pelengkapnya. beberapa daerah bahkan menyebut nasi langgi dengan nasi rames karena isian dari nasi langgi ini beraneka ragam seperti yang ada pada warung-warung ramesan. 

setelah beberapa waktu saya dan bu rudi bercakap-cakap akhirnya saya memutuskan untuk pulang karena waktu yang sudah siang dan sudah saatnya bu rudi tutup. meskipun demikian bu rudi dan team tetap asik untuk diajak bercakap-cakap. ah, terima kasih untuk keramahan dan nasi langginya, bu rudi :)





Selasa, 16 Desember 2014

secuil surga di sudut mataram

sabtu malam di kawasan mataram, semarang.
gerimis-gerimis, bingung mau makan apa. laper tapi kenyang. pengen ngemil mungkin tepatnya.
kemudian melintaslah saya dan kakak-kakak saya di sebuah pelataran toko di jalan mataram


kira-kira pukul 19.00 lebih beberapa menit, tepatnya sih saya lupa. sebuah warung tenda yang sudah sejak lama ingin saya kunjungi hanya saja seringkali terlewat, belum sempat.


ya, warung gemblong bakar. gemblong adalah jajanan pasar yang berbahan utama beras ketan. memiliki nama lain yaitu jadah atau uli. namun di warung ini gemblong disajikan dengan berbagai macam topping, pun juga menyajikan menu lain selain gemblong.

dengan menu yang sedemikian banyaknya saya dan kakak-kakak pun bingung karena pada dasarnya kita ingin memesan sesuatu yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah bahan untuk tulisan saya di blog. hahaha. akhirnya kita bersepakat memesan 6 buah menu ; 3 menu makanan dan 3 lagi menu minuman.


ini adalah roti bakar keju di warung gemblong bakar aneka rasa. tidak terlalu berbeda dengan umumnya. bahan-bahan yang digunakan sendiri adalah roti, mentega dan keju cheddar.


berkut ini adalah roti bakar serundeng.sepintas, serundeng terlihat memiliki persamaan dengan abon, beberapa bahkan tidak dapat membedakannya. padahal dari segi bahannya saja sudah berbeda, abon umumnya menitik beratkan bahan utama pada daging, entah sapi, ayam atau daging lainnya. serundeng bahan utamanya adalah kelapa dan daging merupakan optional saja. gemblong bakar serundeng ini rasanya sedap, baik dari segi gemblongnya ataupun dari segi serundengnya sendiri. gemblongnya di masak dengan cara di bakar, aroma daun pisang sebagai alas dari gemblong bakar pun menyeruak menambah kelezatan gemblong bakar serundeng ini sendiri. dari sisi serundengnya, rasanya manis seperti rasa gula jawa pada umumnya yang dipadukan dengan kelapa sebagai bahan utama dan bawang merah, bawang putih serta kencur sebagai bumbu penyedap tambahanya.


yang ini merupakan hasil variasi dari bu lily ; wedang gemblong bakar.  gemblong terlebih dulu dibakar, sama halnya dengan gemblong bakar serundeng tadi hanya saja gemblong dibarkan plain tanpa topping apapun, kemudian dimasukan pada kuah yang terbuat dari air wedang kacang hijau yang dicampur dengan sedikit susu cair.

lalu ini adalah pilihan menu minuman yang kami pesan. yang paling kiri adalah wedang kunir asem, kemudian yang tengah ada es beras kencur, lalu yang terakhir dan yang paling bening adalah es alang-alang.
wedang kunir asem disini tidak disajikan dari kemasan instan. bu lily meracik sendiri ramuan kunir asemnya.
es beras kencur disini juga tidak tersaji dari kemasan instan, bu lily membuat sendiri dari beras yang disangrai, kencur dan sedikit sereh yang menjadikan es beras kencur ini hangat dan sarat akan rempah lain yang tidak disebutkan oleh ibu lily.
yang terakhir adalah es alang-alang.





ini adalah alang-alang kering yang digunakan untuk membuat es alang-alang. kemudian selesai proses pengambilan air sari alang-alang, ditambahkan manisan buah bligo dan gula batu untuk teman menyajikan es alang-alang. alang-alang sendiri bermanfaat bagi mereka yang menderita panas dalam, sedangkan buah bligo yang dijadikan manisan sangat bagus bagi mereka yang memiliki gangguan ginjal, hipertensi dan beri-beri.


lengkaplah sudah cemilan berkarbohidrat pengganti nasi dan minuman herbal nan menyehatkan. harganya cukup bersahabat. seporsi roti bakar keju dihargai 9.000, gemblong serundeng 5.000, wedang kunir asem, es alang-alang dan es beras kencur masing-masingnya adalah 5.000, lalu wedang gemblong dihargai 6.500.

jika ingin berkunjung, silahkan datang di pelataran Yamaha Mataram Sakti Jl MT. Haryono nomer 439. warung gemblong bakar aneka rasa ini buka sejak pukul 19.00 sampai dengan pukul 24.00, atau untuk pemesanan bisa menghubungi 081 577 484 29 atau 081 54234 8882.

selamat mencoba!

Sabtu, 13 Desember 2014

Mak Tompo, Sebuah Mutiara Tersembunyi.

warung makan mak tompo adalah sebuah mutiara tersembunyi dalam dunia perkulineran semarang. sebenarnya warung makan ini tidak terlalu awam bagi para pecinta kuliner di semarang, namun bagaimanapun juga letaknya memang tersembunyi, di jalan brumbungan loyola nomer 4 semarang.

warung ini terletak di dekat SMA Loyola Semarang, cari saja sebuah gang dengan patung yang membelakangi jalan dan terdapat warung makan tegal (warteg) di dekatnya, masuk saja di gang tersebut. warung mak tompo terdapat di sisi kiri jalan, kecil namun terdapat spanduk berukuran cukup besar yang pasti dapat terbaca bagi siapa saja yang lewat di depannya. hanya saja, yang menggunakan mobil memang harus memarkirkan kendaraanya di pinggir jalan dekat patung di depan gang tadi, gang brumbungan loyola ini tidak dapat untuk berpapasan mobil.

  

warung makan mak tompo sekarang ini sudah dikelola oleh generasi keduanya, berdirinya sendiri sudah sejak tahun 1976 lalu.
adapun beberapa menu yang ditawarkan dantaranya adalah sebagai berikut :
berdasarkan penuturan menantu mak tompo yang kini menjabat sebagai pengelola warung mak tompo, ada beberapa menu andalan dari warung makan mak tompo ini sendiri yaitu udang sambel, cumi tinta, kepiting lemburi dan pepes udang.
pada akhirnya saya dan teman saya memilih pepes udang dan cumi tinta sebagai hidangan kami.

pepes udang bukan sembarang pepes udang, pepes udang disini menggunakan udang yang cukup besar dan bungkusan daun pisangnya jadi penuh dengan udang, bukan seperti pepes udang abal-abal. cumi tintanya pun dari segi ukuran lumayan besar.

ini adalah pepes udang yang saya pesan, "merah"nya hampir mirip dengan sambal udang, yang membedakan hanya kuantitas udangnya yang lebih sedikit dari sambal udang. jika kurang suka dengan rasa pedas namun penasaran dengan kenikmatan pepes udang, ada baiknya memesan sambal udang saja karena bisa meminta cabai yang lebih sedikit untuk hidanganya. dari segi rasa, pepes udang ini didominasi oleh rasa cabai yang membuat penikmatnya bercucur keringat, namun tetap saja pepes udang ini tidak meninggalkan unsur-unsur pepes lainnya seperti bawang merah, bawang putih, kemiri dan tomat. harga pepes udang ini adalh 6.000 perporsinya. cukup adil untuk kualitas rasa yang ditawarkan.


perpaduan cumi petelur segar yang sengaja tidak dipotong agar tercipta kaldu yang terbuat dari tintanya dengan bawang putih, merica, jahe, asem sukses membawa saya merasa sedang makan di rumah sendiri. cumi tinta ini memanglah resep masakan yang sudah menjadi rahasia umum tentang kenikmatanya, hampir setiap orang mengetahui cara masak sederhana demikan. hanya saja, warung mak tompo ini menyajikan cumi tinta dengan takaran bumbu yang pas dan mengolahnya dengan baik sehingga tingkat kematanganya bagus dan tidak amis, belum lagi cumi yang digunakan adalah cumi petelur. seporsi cumi tinta ini dihargai 30.000 perporsinya, sama halnya dengan sambal udang, tapi saya dan teman saya hanya memesan separuh porsi yang sudah cukup banyak ini dengan harga 15.000.


ini merupakan beberapa jajanan yang disajikan di warung makan mak tompo. adalah tahu susur (tahu isi sayur), lunpia rebung, pisang goreng dan pisang limpang limpung. dari sekian, pisang limpang limpung cukup menggelitik rasa ingin tahu saya. bentuknya bulat dan permukaanya sedikt gosong, kurang terlihat cantik memang, tapi entah mengapa saya justru tertarik karena menurut saya pisang yang digoreng sampai gosong seperti ini pasti mengalami proses karamelisasi dari pisangnya sendiri yang pastilah manis rasanya. benar saja, pisang raja matang yang dipotong-potong dicampur dengan tepung dan beberapa bumbu tipis ala pisang goreng umumnya terasa sangat lezat akibat proses karamelisasi pisang raja matang yang digoreng ini.

warung mak tompo sendiri buka setiap hari sejak jam 8 pagi hingga jam 4 sore. anda juga dapat melakukan pemesanan untuk jumlah banyak pada nomer telpon 024-3558141. namun sayangnya warung ini tidak melayani pesan antar, jadi jika anda memesan seberapapun banyaknya haruslah mengambil sendiri ke jalan brumbungan loyola nomer 4 semarang.

Jumat, 31 Oktober 2014

short trip salatiga

aaaak kangeeennnn... kangen kangen kangggggeeeeeeeennnn banget sama blog ini !
saya baru saja mengalami beberapa waktu yang cukup berat di hidup saya, sekitar semingguan ini.
dari yang mulai sahabat terdekat yang sudaah saya anggap kakak saya sendiri meninggal dunia secara mendadak karena kecelakaan, kemudian file-file foto hasil liputan amatiran yang entah kepencet apa jadi ilang semua..
TAPI SEKARANG UDAH BALIK LAGI FOTO-FOTONYA LHO !
jadi mari mulai nyampah di blog lagi...

ini tentang perjalanan saya ke ufuk selatan kota semarang. SALATIGA.

awalnya, pada suatu malam teman saya bercerita tentang kegalauan dia terhadap mantan kekasihnya, saya seperti biasa membaca dengan baik setiap tulisan yang ia kirimkan, selanjutnya, bisa ketebak, saya memberi beberapa petuah layaknya veteran yang ngajarin cucunya berperang. tapi kali ini ada yang berbeda. menyadari kesuntukan teman saya terhadap kehidupan asmaranya, saya mengajaknya untuk berwisata kuliner.

banyak orang setuju bahwa tidur, makan makanan enak (apalagi gratisan), ngegame, olahraga dan menertawakan sesuatu dengan teman akan mereduksi patah hati. tidak benar-benar menyembuhkan, memang, hanya saja dengan mencari "kebahagiaan sesaat" itu setidaknya dapat membuat kita bersemangat kembali.... walaupun nanti mungkin ambruk lagi kalau euphorianya hilang :p

awalnya surakarta, tapi terlalu jauh untuk sebuah rencana yang spontan dan tanggal yang sudah mulai beruban. berbekal uang 100ribu dan ketulusan hati untuk saling menghibur diri akhirnya saya dan iis, teman saya, berangkat menuju salatiga.

atas rekomendasi teman, mba meiliana, salah satu pakar dan penulis kuliner indonesia timur yang juga finalis master chef, saya mengerucutkan tujuan kuliner ke 3 menu : es, nasi dan ronde.

terpilihlah es kesambi sebagai persinggahan pertama kami di siang yang cukup gerah itu. kesambi merupakan nama jalan yang merupakan lokasi dan alamat dari warung es itu sendiri, tepatnya jalan kesambi nomer 4 atau mudahnya, masuk gang di seberang pasar salatiga.

es kesambi yang sudah berdiri sejak kakek-nenek kita masih ABG ini memiliki 80an pilihan menu es dan beberapa menu kudapan beratnya. es campur dan tahu acar konon adalah yang tersohor dari es kesambi ini.


es kesambi dan es campur kesambi memiliki kemiripan yang cukup kental, hanya saja pada es campur kesambi ini menggunakan berbagai manisan buah-buahan seperti mangga muda, kedondong, nanas dan belimbing. sedangkan pada es kesambi tidak menggunakan manisan buah-buahan tersebut, namun menggunakan manisan leci dan beberapa puding yang lebih banyak dari es campur kesambi.

nah yang saya pesan ini namanya es kesambi, bukan es campur kesambi. isian nya adalah cendol, roti tawar, beberapa variasi puding, nanas, melon, kolang kaling, kelapa muda, leci, susu, biji selasih, meses dan simple syrup. rasanya sendiri luar biasa segarnya. kualitas dari isian es sendiri sangat prima sehingga saya tidak takut sakit tenggorokan karena air es yang asal-asalan atau pemanis buatan. harga perporsinya sendiri adalah 12ribu rupiah.

setelah menyegarkan diri dengan es kesambi, saya dan teman saya mencari asupan karbohidrat untuk oleh-oleh cacing di perut saya.


nasi tumpang koyor, khas salatiga. kali ini nasi tumpang koyor yang saya pilih adalah yang berada di dekat lapangan pancasila. tumpang koyor adalah makanan khas salatiga yang termasuk kategori makanan agak ekstrim berdasarkan bahan pembuatnya. wah kalau masalah kandungan gizi, saya belum paham. tumpang koyor ini selain berbahan koyor sapi, juga berbahan dasar tempe semangit dan tempe bosok. tempe semangit dan tempe bosok adalah tempe yang telah difermentasikan selama beberapa waktu. bumbu lainnya hampir menyerupai bumbu sambel goreng atau mangut. koyor yang notabene adalah otot sapi ini sangat empuk sekali. sungguh menepis rasa skeptis saya terhadap tampilanya yang agak ngeri, rasanya luarrrrrrr biasa lezatnya. tumis kacang yang nampaknya dicampur sedikit bunga kecombrang ini menambah kemantapan rasa nasi koyor saya ini. piring saya jadi sedepppp banget baunya. harganya pun murah, 6ribu rupiah perporsinya.

setelah kenyang, saya dan teman saya menikmati sore yang cukup riuh di lapangan pancasila salatiga. setelah menjalankan ibadah, saya dan teman saya pun melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan wisata kuliner terakhir kami di salatiga.


yap! dari menunya sendiri sudah ketauan.. wedang ronde! ronde yang saya pilih kali ini adalah ronde mak pari salatiga. lokasinya agak nyempil di jalan merapi, salatiga. dari lapangan pancasila ke arah barat, beberapa meter saja sampai menemukan pom bensin di kiri jalan. tepat di samping pom bensin ada gang, masuk, lurus terus atau mulailah bertanya penduduk sekitar untuk lebih mudahnya.

keunggulan dari ronde mak pari ini adalah variasi rasa yang ditawarkan dan cemilan seabrek yang disajikan di setiap meja pelanggan.


ini yang tersaji di meja saya, tidak semua meja berisikan sama, ada bahkan yang berisi arem-arem, nogosari, gorengan dan lain sebagainya. meja saya berisikan sate usus, sate telur puyuh, jadah, telur puyuh rebus, kamir.


ronde coklat adalah ronde pilihan teman saya. isianya hampir sama dengan ronde pada umumnya. kolang kaling, ronde, kacang sangrai, dan puding yang dipotong dadu. yang mebedakan adalah kuah dari ronde ini sendiri yang ditambahkan coklat. ronde pada umumnya hanya menggunakan wedang jahe dan beberapa menambahkan simple syrup yang terbuat dari larutan gula yang diberi pandan, di sektaran banyumas sana berbeda lagi, cilacap menggunakan susu sebagai tambahan kuahnya.


ini adalah ronde pilihan saya, ronde komplit. sekomplit namanya, isianya pun sangat beragam. ada ronde, onde-onde, kolang kaling, agar-agar, kacang sangrai, kacang ijo, rumput laut. KENYANG BANGET NGGA TUH ? :) 

kuah dari ronde komplit ini selain menggunakan wedang jahe, juga menggunakan susu coklat. wedang jahenya sendiri selain didominas jahe juga tersembunyi rasa sereh yang hangat. dari segi rasa, rondenya sangat cantik. pulen seperti kue moci, karamelisasi gula dan kacang sebagai isi dari ronde sendiri pun tidak berlebihan jadi ringan di mulut. onde-ondenya dapat dikatakan memiliki tekstur dan rasa serupa dengan rondenya, hanya saja ditaburi wijen pada permukaanya. di luar kuah dan rondenya sendiri rasanya hampir sama karena memang mengalami proses masak yang sama seperti umumnya.

seperti biasa, uang saya selalu sisa setiap kali mengadakan perjalan wisata kuliner. kali ini total pengeluaran saya untuk memanjakan perut dan mood tak lebih dari 30ribu untuk 3 menu yang mengenyangkan ini.

perut kenyang, hatipun senang ! =))

Rabu, 15 Oktober 2014

Liburan Colongan di Jepara

Beberapa waktu lalu saya pergi ke Jepara untuk mengantarkan kakak saya yang sedang ada dinas kunjungan kantor ke cabangnya yang ada di Jepara. Dasarnya doyan liburan dan memang sedang tidak ada kerjaan maka saya mengiyakan.
Kami menempuh waktu selama hampir 3jam perjalanan dari Semarang menuju Jepara.
Terjadi kemacetan ala-ala lebaran di sekitaran Demak.
Luar biasa pantura ! Berasa lagi shooting transformer deh, truk segede gaban dimana-mana !

Kunjungan pertama kita waktu itu adalah sebuah warung makan di kiri jalan, setelah pom bensin, di depan DHL Jalan Wahid Hasyim, Jepara. Warung makan tanpa nama yang kecil agak menjorok ke dalam dan terlihat nyempil itu amat sangat ramai pengunjung meskipun terlihat seperti rumah biasa.

Adalah Sop Udang, menu yang ditawarkan dan sepertinya memang sedang ngehits di Jepara. Sepanjang perjalanan tadi entah berapa kali saya menjumpai tempat makan yang menawarkan sop udang sebagai menunya.


Udang, irisan tahu goreng, tauge, seledri, daun bawang dan bihun merupakan isian dari sop udang itu sendiri. Kuah yang tersedia di panci namun belum sempat saya foto isianya berupa air kaldu, tomat, wortel dan kubis.


Dari segi kuah sendiri, sebelum saya mencoba apa yang ada di piring saya sepintas yang saya pikirkan tentang kuah sop udang adalah kemiripannya dengan kuah soto semarangan dan ketika saya coba, benar saja, rasanya segar menyerupai soto semarangan yang memang bening seperti kuah kaldu sop pada umumnya.


Warung sop udang yang meskipun tanpa nama namun sudah tersohor seantero jagat perkulineran jepara ini menyediakan berbagai lauk untuk teman makan sop udang. Tempe goreng crispy, tahu goreng, perkedel kentang dan berbagai olahan gorengan lainnya. Dari sekian, yang paling menarik perhatian saya adalah sate keong ini. Saya bersepakat dengan diri sendiri untuk tidak mencampurkan sate keong dengan sop udang aya, menurut saya agak aneh mungkin mencampur keduanya, lagian saya takut tidak dapat menikmati detail sate keong karena terganggu oleh rasa kaldu dari sop udang dan sebagainya.

Keong yang disajikan ukuranya dapat dibilang besar, beberapa irisan cabai merah dapat kita jumpai di berbagai tempat di sela-sela tusukan sate keong tersebut. Kuahnya kecoklatan, seperti kuah semur. 

Setelah dimakan, luar biasa lezatnya ! Tekstur sate keong ini sungguh sangat cantik sekali ! sejauh ini, sate keong ini merupakan sate keong terbaik yang pernah saya nikmati. Teksturnya empuk, perpaduan rasa manis dan pedasnya asik dan tidak terlalu menyengat, keongnya sendiri pun dalam proses pencucianya dapat dipastikan bersih karena benar-benar tidak saya jumpai rasa pahit pada keongnya.
Dari keseluruhan, saya paling suka sate keongnya. Benar-benar sate keong terbaik yang pernah saya nikmati.

Kemudian saya dan kakak saya melanjutkan perjalanan, nyore di pantai. Pantai yang kami pilih kali ini adalah pantai teluk awur. Lebih tepatnya adalah Ocean View Cottage di Pantai Teluk Awur.

Pekarangan Ocean View sendiri berada di bibir pantai teluk awur jepara, jadi berasa punya private beach gitu kalau lagi d Ocean View. Belum lagi detail Ocean View yang sangat "summer" sekali.


Yaah begitulah kira-kira ke-summer-an Ocean View Jepara. Cottage menghadap ke pantai teluk awur dan membentuk seperti huruf U dengan kolam renang di tengahnya. Di pinggiran kolam renang terdapat beberapa meja dan kursi untuk makan dan yang terdekat dengan kolam renang ada beberapa bed untuk sun bathing. Pada bagian terluar Ocean View yang terdekat dengan bibir pantai sendiri terdapat gazebo-gazebo nan romantis beralaskan pasir pantai, ada pun ayunan beralaskan pasir putih pantai teluk awur. Sangat cocok untuk membaca buku sampai tertidur.


Berikut adalah menu yang saya pesan dari Ocean View. Lemon squash dan jus semangka. luar biasa segarnya di tengah ke-summer-an Ocean View dan memang udara sedang summer-summernya.

Liburan saya menyenangkan. Meskipun harus mencuri waktu di sela-sela jam dinas kakak saya. Well, Jepara.. Urusan kita belum selesai ! Saya. Pasti. Kembali !

Selasa, 14 Oktober 2014

Ketan Susu Dan Susu Rempah Ungaran


Malam hari, suntuk, laper, pengen cari angin dan pengen cari sesuatu yang beda.
Itulah awal mula kenekatan saya sampai ke Ketan Susu dan Susu Rempah di alun-alun mini ungaran.
Saya yang awalnya hanya ingin iseng motor-motoran keliling dengan rute random sampailah juga di ungaran. Tenang, tenang... Saya biasa kok menempuh rute random untuk menemui sesuatu yang random kalau sedang suntuk dengan rutinitas yang itu-itu melulu.


Namanya Ketan Susu dan Susu Rempah. Letaknya tepat di seberang gedung arsip ungaran. Kawasan alun-alun mini ungaran.
Menarik. Di Semarang sendiri setau saya belum ada penjual yang menjajakan olahan ketan susu. Umumnya, ketan kinca ( gula jawa yang dicairkan ), ketan bubuk, ketan dengan parutan kelapa atau ketan yang difermentasi menjadi tape ketan.
Berikut adalah menu yang ditawarkan oleh lapak ketan susu dan susu rempah tersebut. Harganya sangat masuk akal buat saya yang niatnya cuma mau nyari angin doang muter-muter kota semarang tapi malah nyangkut sampe alun-alun mini kota ungaran.

Saya memilih menu yang original, ketan susu dan susu rempah. Menurut saya, kenikmatan rasa asli atau originalitas suatu makanan itu merupakan dasar dari nikmat atau tidaknya makanan tersebut, perkara nanti mau di modifikasi itu sih belakangan.

ini adalah ketan susu yang saya pesan. Ketan nya pulen dan wangi sedep, susunya masih panas. nampaknya susunya merupakan susu sapi yang baru saja dipanaskan. Rasanya nikmat. Saya baru tau kalau ketan dapat dinikmati dengan susu. Mungkin akan lebih menarik bila ditambahkan dengan durian. Ah, tapi bakal beda lagi namanya...

Yang ini namanya susu rempah. Susunya sendiri merupakan susu sapi yang masih panas baru saja diangkat dari panci rebusan. Ditambahkan dengan beberapa rempah seperti jahe, sereh, dan entah apalagi yang membuat susu ini jadi berasa semakin anget di perut. Sangat cocok untuk yang sedang masuk angin. Angeeeeeet banget.

Dan begitulah perjalanan random saya malam itu, dengan uang kurang dari sepuluh ribu rupiah bisa pulang dengan kenyang dan dalam keadaan hangat.

Selamat mencoba dan jangan takut mencoba menu baru ! :D